top of page
PicsArt_09-24-08.55.58.png

AKSATRIYA
KAHURIPAN

  • Instagram
  • pngegg

Di Balik Layar Berita

  • Writer: aksatriyakahuripan
    aksatriyakahuripan
  • Jun 14
  • 1 min read

Di layar kaca, pagi dibuka

dengan janji yang menguap seperti kabut kota,

tangan besi berjabat mesra

di tengah jerit rakyat yang tak sempat bicara.


Harga naik, langit makin pendek,

bumi digadai demi proyek cepat beres,

tapi siapa yang pulang ke rumah tanpa listrik?

Siapa yang panen, tapi lapar tetap menempel di gigi?


Hutan digunting dengan peta investasi,

anak sungai menangis dalam berita yang basi.

Katanya pembangunan, tapi kampung lenyap perlahan,

ditukar jalan tol dan janji kerja di tangan-tangan tuan.


Petani kehilangan sawah,

nelayan diusir dari pantai yang kini jadi vila mewah.

Rakyat bertanya,

tapi jawabnya cuma diam dari mereka yang duduk di atas sana.


Di media sosial,

kebenaran bertarung dengan sensasi modal.

Berita dibentuk seperti origami

lipatan kepentingan, dibaca sambil lalu, hilang maknanya pagi ini.


Kritik disebut makar,

protes dikurung dalam jeruji pasar.

Sedang suara nurani,

pelan-pelan jadi sunyi.


Namun kami tetap bicara,

dalam puisi, mural, dan dada yang menyala.

Karena negeri ini bukan milik satu warna

tapi ribuan suara yang menolak dibungkam tanpa tanya.


Ditulis Oleh

Eryka Aliya Firdiana

Koordinator Devisi Informasi & Komunikasi

Rayon Aksatriya Kahuripan Periode 2024-2025


Commentaires


“Aku akan terus menulis dan akan terus menulis, sampai aku tak mampu lagi menulis”
(H.Mahbub Djunaidi)

© 2021 by LSO Informasi,komunikasi, dan pers PMII AKSATRIYA KAHURIPAN

bottom of page