![](https://static.wixstatic.com/media/994266_07bf28d4c3a74926a460dac3c23ef43b~mv2.jpeg/v1/fill/w_980,h_735,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/994266_07bf28d4c3a74926a460dac3c23ef43b~mv2.jpeg)
Dokumen Pribadi
Jadilah perempuan yang mempunyai prinsip agar kita tidak mudah terombang-ambing dengan pola yang terbentuk. Kalau tidak sependapat, bersuaralah tidak dengan alasan yang rasional dan jika sependapat berikan sumbangsih ide yang kamu punya. Diam adalah emas, namun berbicara di waktu yang tepat adalah berlian oleh karena itu ungkapkan pendapatmu karena bisa jadi ada banyak perubahan yang terjadi yang diawali dari gagasanmu.
KOPRI merupakan singkatan dari Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri. Lahirnya PMII tidak dibarengi dengan adanya KOPRI. Pada waktu PMII terbentuk yang ada hanyalah divisi keputrian saja. Pada waktu itu gerakannya hanya berfokus pada pekerjaan domestik saja atau dapat dikatakan hanya berpusat pada pekerjaan dapur.
Seiring berjalannya waktu, adanya keinginan perempuan untuk memiliki ruang sendiri dalam berkreativitas, sehingga mereka dapat lebih mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Keinginan tersebut terwujud dalam suatu wadah yaitu KOPRI. Kader laki-laki pada saat itu sangat mendukung penuh untuk dibentuknya KOPRI. Tepat pada tanggal 25 November 1967 KOPRI terbentuk di Semarang dengan status Semi Otonom yang mana sebelumnya merupakan follow up dari Training Kursus Keputrian di Jakarta pada tanggal 16 Februari 1967 yang melahirkan Panca Norma KOPRI.
Pada awal masa pendiriannya. Arah gerak KOPRI lebih pada memobilisasi kader perempuan di PMII. Adanya KOPRI diharapkan mampu mengorganisir kekuatan kader perempuan di PMII. Selain itu KOPRI juga menjalin kerja sama dengan badan otonom NU yang lain seperti Muslimat dan organisasi keperempuanan yang terlebih dahulu ada seperti KOWANI maupun KOHATI.
Perjalanan KOPRI tidaklah mulus dan mudah, di tengah perjalanan adanya ketidakharmonisan hubungan antara PMII dengan KOPRI. Hal itu disebabkan karena seperti adanya dualisme organisasi, yang mana PMII dan KOPRI memiliki program terpisah. Sebagian kalangan berpendapat positif terkait hal tersebut karena berpemikiran bahwa KOPRI telah bergerak dari yang bergantung ke PMII menuju yang mandiri. Namun, sebagian kalangan menanggapi dengan kurang baik karena KOPRI dianggap melakukan pelanggaran konstitusi dan menjadi kendaraan politik untuk mencari posisi strategis di PMII.
Perlu diketahui bahwa historis struktural dibentuknya KOPRI adalah sebagai organisasi ekstra kampus yang merupakan kumpulan intelektual muda, yang mana perkembangan awalnya perempuan di PMII dinamakan bidang keputrian. Untuk meningkatkan partisipasi perempuan serta mengembangkan wawasan perempuan maka terbentuklah KOPRI di berbagai tingkatan kepengurusan, mulai dari Pengurus Besar hingga ke Pengurus Rayon. Secara structural KOPRI berstatus sebagai semi otonom. Hal ini berarti bahwa KOPRI tidak terpisahkan dari wadah utamanya yaitu PMII.
Pada tahun 2000, pembubaran KOPRI senter terdengar. Hal itu disebabkan karena KOPRI dianggap menyebabkan eksklusifitas perempuan di PMII. Selain itu, banyak fenomena yang menunjukkan tidak adanya produktivitas dalam KOPRI, hal itu ditunjukkan dengan eksis secara struktur namun tidak melakukan kegiatan yang produktif. Sebagian cabang-cabang KOPRI memutuskan untuk melebur di PMII dan mengandalkan seleksi alam. Namun, sebagian lagi tetap bersinergi antara PMII dengan KOPRI. Namun, hal itu tidak dapat menahan agar KOPRI tetap ada. Pada Kongres XIII di medan tahun 2000 KOPRI resmi dibubarkan.
Pada kongres XIV di Kutai Kertanegara Kalimantan Timur, mengamanatkan untuk membuat pertemuan Pokja Perempuan PMII. Pertemuan Pokja tersebut berlangsung pada tanggal 26-29 September 2003. Dari pertemuan tersebut menghasilkan bahwa dibentuk kembali wadah perempuan yaitu KOPRI yang merupakan bagian integral dari PMII di Jakarta pada tanggal 29 September 2003 dengan pusat PB KOPRI di Jakarta. Dengan visi terciptanya masyarakat berkeadilan berlandaskan kesetaraan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dengan misi, mengidiologisasikan gender dan mengkonsolidasikan gerakan perempuan di PMII untuk membangun masyarakat berkeadilan gender.
Mulai dari tahun 2003 itu KOPRI semakin tertata dan memperbaiki sistem kaderisasi. Dari devisi keputrian menjadi KOPRI hingga dibubarkan dan terbentuk lagi merupakan perjuangan yang tidak mudah. Dari sejarah terbentuknya KOPRI yang pasang surut, sudah kewajiban kita untuk menjaga dan melanjutkan perjuangan yang dingginkan dari para sahabat-sahabat pendiri terdahulu.
Dari awal hingga KOPRI terbentuk lagi, tujuannya tetap sama yaitu ingin memaksimalkan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki perempuan. Kader perempuan di PMII pada waktu MAPABA sangatlah banyak dan cenderung lebih banyak dari laki-laki. Namun, semakin hari akan semakin berkurang. Hal ini yang perlu diperhatikan kenapa hal tersebut bisa terjadi. Bahkan kebanyakan hanya bertahan di dalam tingkatan rayon saja. Banyak faktor yang menyebakan hal itu terjadi: pertama, adanya keromantisan yang belum usai atau biasa dikatakan karena adanya cinta lokasi, cinta usai maka proses juga selesai. Kedua, karena tidak adanya tujuan dalam diri untuk melanjutkan berproses. Ketiga, kurang cocoknya dengan sistem atau suasana yang ada dalam PMII, dan masih banyak lagi.
Harusnya di era sekarang ini, KOPRI tidak hanya sebagai wadah perempuan untuk berkembang melainkan wadah untuk pemberi solusi terhadap permasalahan sosial yang dialami oleh perempuan. KOPRI harus lebih peka dan responsif terhadap permasalahan sosial yang dialamai perempuan di sekitar lingkungannya. Selain itu, KOPRI diharapkan tidak eksis sebagai struktural saja melainkan mampu membuat program yang membuat kemajuan pada kader perempuan. Bukan hanya fokus pada kuantitas kader melainkan kita harus memikirkan juga bagaimana cara membentuk kader yang berkualitas.
Sudah saatnya perempuan mengambil peran bukan hanya sebagai pelengkap saja melainkan menjadi partner. Perempuan seringkali hanya sebagai pelengkap saja karena dianggap makhluk yang penurut. Jadilah perempuan yang mempunyai prinsip agar kita tidak mudah terombang-ambing dengan pola yang terbentuk. Kalau tidak sependapat, bersuaralah tidak dengan alasan yang rasional dan jika sependapat berikan sumbangsih ide yang kamu punya. Diam adalah emas, namun berbicara di waktu yang tepat adalah berlian oleh karena itu ungkapkan pendapatmu karena bisa jadi ada banyak perubahan yang terjadi yang diawali dari gagasanmu.
Ditulis Oleh : Etik Purwaningsih
Demisioner Sekretaris Rayon Aksatriya Kahuripan 2019-2021
![](https://static.wixstatic.com/media/994266_b7aa9fba8cdd4dd79104d959b45c2368~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_1307,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/994266_b7aa9fba8cdd4dd79104d959b45c2368~mv2.jpg)
Comments